Wednesday, May 14, 2008

A. Teori Bioekologi
Salah satu teori yang sangat terkenal dari pendekatan sosiokultural adalah Teori Bioekologi dari Urie Bronfenbrenner. Teori ini menggambarkan tentang tingkatan interaksi yang dapat mempengaruhi perkembangan individu. Menurutnya perkembangan
terjadi melalui proses interaksi yang regular, aktif, dua arah antara individu dan lingkungan sehari-harinya. Proses ini terjadi dalam lima sistem lingkungan yang saling berkaitan, yaitu:

1. Mikrosistem
Merupakan sistem terdekat dengan individu, dimana individu terlibat dalam interaksi dua arah dengan orang lain dalam basis kehidupan sehari-hari dan menjadi agen sosialisasi. Sistem ini terdiri dri keluarga (orang tua), teman sebaya, sekolah, tempat kerja, dan lingkungan tempat ibadah.

2. Mesosistem
Merupakan sistem yang menghubungkan dua atau lebih mikrosistem dimana individu terlibat didalamnya. Misalnya: hubungan antara keluarga denagn teman sebaya, terjadi konflik nilai-nilai yang ditanamkan orang tua dengan nilai-nilai teman sebayanya. Dalam sistem ini dapat terlihat sikap dan perilaku yang berbeda dari satu individu dalam setting lingkungan yang berbeda.


3. Eksosistem
Terdiri dari dua atau lebih sistem yang saling berhubungan, namun tidak mempengaruhi individu secara langsung.

4. Makrosistem
Merupakan sistem dari pola-pola kebudayaan yang mencakup seluruh mikro, meso dan eksosistem masyarakat seperti sistem perekonomian dan budaya (kapitalisme, sosialisme).

5. Kronosistem
Menunjukan derajat kestabilan dan perubahan dalam dunia dimana individu berada. Misalnya perubahan komposisi keluarga hingga perubahan dalam lingkup yang lebih besar seperti peperangan, mobilitas kelas sosial.

Menurut Urie Bronfenbrenner, individu bukan merupakan hasil dari suatu perkembangan, namun ia adalah pembentuk perkembangan itu. Orang lain dapat mempengaruhi perkembangan individu melalui karakteristik biologis dan psikologis, bakat dan kemampuan serta temperamen. Bronfenbrenner juga mengatakan bahwa individu tidak berkembang dalam isolasi, namun dalam keterkaitan konteks / sistem yang mempengaruhi dirinya melalui interaksi sosialisasi. Setiap agen sosialisasi memiliki peran untuk mempersiapkan individu dalam dua hal, yaitu stabilitas dan perubahan. Dalam hal stabilitas, agen sosialisasi meneruskan nilai-nilai budaya dan moral, tingkah laku, sikap dan peran individu dalam masyarakat namun disisi lain juga mempersiapkan individu untuk berubah menjadi dewasa yang kompeten dan bertanggung jawab dalam masyarakat. Agen sosialisasi pertama dalam kehidupan individu adalah keluarga. Untuk itulah diperlukan role model yang adekuat dalam keluarga.

Keluarga sebagai mikrositem
Keluarga sebagai agen sosialisasi primer dalam mikrosistem dalam kehidupan anak memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1. Sosialisasi dan edukasi
Keluarga menanamkan nilai-nilai, belief, sikap, pengetahuan dan kemampuan yang dianut masyarakat pada anaknya.

2. Penugasan peran sosial
Keluarga menyediakan identitas (etnis, peran, gender) pada anaknya, dimana identitas ini memiliki konsekuensi dalam perilaku dan tugas-tugas tertentu. Misalnya sebagai anak harus menghormati orang tua, atau ayah sebagai kepala keluarga bertanggung jawab atas perekonomian keluarga.

3. Dukungan ekonomi
Keluarga menyediakan tempat tinggal, pemenuhan gizi dan perlindungan. Orang tua diharapkan dapat menghasilkan uang untuk memenuhi dukungan ekonomi ini.

4. Dukungan emosional
Keluarga merupakan pengalaman pertama anak dalam berinteraksi sosial. Interaksi ini sebaiknya intim, nurturing, bertahan lama dan menyediakan keamanan emosional pada anak. Keluarga yang sedang mengalami tekanan beresiko untuk mengalami disfungsi karena anak-anak dalam keluarga memiliki ketergantungan pada orang tua untuk memenuhi kebutuhan afeksi dan belajar bersosialisasi. Mereka belajar dari mengamati peran yang dijalankan oleh orang tuanya serta sikap dan perilaku orang tuanya. Hal ini dapat terjadi dalam hubungan antara orang tua dan anak dalam pola asuh.

Baumrind (Berns, 1997) mengemukakan bahwa bentuk pola asuh tertentu akan menimbulkan perilaku spesifik pada anak sebagai dampak pengasuhannya. Baumrind membagi pola asuh dalam tiga kelompok, yaitu:
I.
Pola Asuh : Authoritative(Democratic)

Karakteristik :
• Mengontrol tetapi fleksibel
• Demanding tetapi rasional
• Hangat
• Reseptif terhadap komunikasi dengan anak
• Menghargai kepercayaan diri, disiplin, dan keunikan individu

Tingkah Laku Anak :
• Percaya diri
• Memiliki kontrol diri
• Eksploratif
• Merasa senang
• Kooperatif

II.
Pola Asuh : Authoritarian (Adult-centered)

Karakteristik :
• Kontrol yang kaku (keinginan diri di kekang oelh ukuran hukuman)
• Evaluasi perilaku & sikap anak berdasarkan standar absolut.
• Menghargai kepatuhan, hormat pada otoritas dan tradisi.

Tingkah Laku Anak :
• Tidak merasa senang atau puas
• Merasa terkekang
• Tidak mempunyai tujuan
• Menarik diri
• Penuh ketakutan
• Penuh kecurigaan

III.
Pola Asuh : Permissive (Child-centered)

Karakteristik :
• Tidak ada kontrol
• Tidak ada permintaan dari orang tua
• Menerima keinginan anak

Tingkah Laku Anak
• Tidak percaya diri
• Impulsif (semua keinginan harus dipatuhi)
• Agresif
• Kurang mampu bereksplorasi
• Kurang mampu mengontrol diri

Teman sebaya sebagai mikrosistem
Teman sebaya merupakan salah satu agen sosialisasi dalam mikrosistem karena bersama teman sebaya, kebutuhan-kbutuhan tertentu dari seorang individu dapat terpenuhi; serta teman sebaya dapat memberikan pengaruh yang baik pada perkembangan sosial, kognitif, dan psikologis.
Beberapa kebutuhan remaja yang terpenuhi dari keberadaan teman sebaya, adalah:
1. Sense of belonging dan interaksi sosial
Bermain dengan teman sebaya dapat memenuhi kebutuhan remaja untuk menjadi bagian dalam suatu kelompok. Remaja menjadi sangat tergantung pada penerimaaan dan persetujuan dari teman sebaya daripada dengan orang tua. Ketika remaja bergabung dalam kelompok teman sebayanya, maka ia akan belajar berinteraksi sosial dengan orang lain dan memiliki pengalaman sebagai individu yang independent dari orang tua atau figure dewasa lainnya. Melalui sosialisasi dengan teman sebaya, remaja belajar untuk mengeluarkan pendapatnya sendiri.

2. Sense of self dan identitas personal
Sering kali terjadi perbedaan nilai dalam keluarga dan nilai dalam kelompok teman sebaya. Misalnya prestasi akademis menjadi nilai penting bagi keluarga namun penampilan modis yang mengikuti tren lebih bernilai bagi kelompok teman sebaya.

Hans Sebald (dalam Berns, 1997) mengatakan bahwa remaja biasanya akan mengikuti orang tua dalam hal yang berkaitan dengan masa depan, sedangkan ia akan mengikuti teman sebayanya dalam hal berpakaian, kegiatan sosial, pacaran atau rekreasi.
Dalam mesosistem terdapat keterkaitan anatara keluarga dan teman sebaya. Hal ini tampak dari pola pengasuhan dalam keluarga terhadap interaksi anak dengan teman sebayanya. Orang tua dengan pola asuh authoritative yang menunjukkan kehangatan, menerima individu, tidak terlalu mengontrol atau terlalu melepaskan dan konsisten dalam perilakunya, biasanya memiliki anak yang merasa terikat oleh nilai-nilai keluarga yang terinternalisasi. Remaja dari keluarga ini memiliki sedikit kebutuhan untuk berperilaku memberontak atau mencari penerimaan dari teman sebaya. Biasanya remaja ini akan bersosialisasi dengan teman yang memiliki nilai yang sama dan tidak mengalami pengaruh negatif dari teman sebaya.
Orang tua dengan pola asuh authoritarian yang sangat kaku dalam kontrol, dingin dan tidak menyesuaikan diri dengan kebutuhan otonomi remaja, biasanya memiliki anak yang merasa terpisah dari nilai-nilai yang ditanamkan orang tua dan lebih tertarik dengan kelompok teman sebayanya untuk mendapatkan penerimaan dan dipahami. Remaja ini berisiko terhadap pengaruh negatif teman sebaya.
Orang tua permissive yang selalu memaafkan anak-anaknya dengan tidak memberikan standar aturan atau konsekuensi dari tingkah laku dan mengabaikan kegiatan yang dilakukan anak, biasanya berisiko memiliki anak yang lebih tertarik pada antisocial peer group.

3 comments:

Anonymous said...

Trima kasih... atas informasi dan ilmunya.... ini bermanfaat banget, buat uts yang saya hadapi.

Alya Yusof said...

ini semuanya teori hanya dari urie je???

Anonymous said...

boleh tanya buku apa yg bisa saya pake buat teori baumrind