Monday, April 13, 2009
VJ#43/IV/2009 : Volunteering
“Volunteers are individuals or groups who give their time, talent and abilities to a cause they believe in, without pay”
(United States Department of Agriculture Natural Resources Conservation Service)
Sukarelawan (volunteer) adalah individu atau kelompok yang memberikan waktu, keahlian, dan bakat yang dimiliki pada suatu hal yang mereka yakini, tanpa mendapatkan bayaran apapun atau tanpa mengharapkan kompensasi finansial secara langsung. Menurut beberapa penelitian, orang-orang yang biasanya menjadi seorang sukarelawan adalah orang-orang yang telah separuh baya, memiliki tingkat sosial ekomoni menengah, perempuan menikah yang memiliki tingkat pendidikan di atas SMU dan mempunyai anak yang masih dalam usia sekolah (Gerard, Hettman & Jenkins, dalam Thoits & Hewitt, 2001). Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh sukarelawan (volunteering) antara lain partisipasi masyarakat dalam memberikan jasa atau bantuan kepada orang lain secara langsung, kelompok aksi masyarakat, advokasi mengenai suatu masalah, individu maupun kelompok, partisipasi pada kegiatan pemerintah, self-help, dan rentang yang luas pada kegiatan menolong informal (informal helping activities) (Thoits & Hewitt, 2001). Volunteering Australia Inc, sebuah perusahaan pusat untuk kegiatan sukarela di Australia (2005), menyebutkan bahwa dalam kegiatan sukarela aktivitas yang dilakukan bukan untuk organisasi atau proyek yang profit (menghasilkan keuntungan) yang dilakukan dengan beberapa syarat, antara lain untuk menghasilkan keuntungan bagi komunitas masyarakat dan sukarelawan yang melakukannya kegiatan sukarela tersebut, dilakukan oleh sukarelawan atas keinginan sendiri dan tanpa paksaan dari pihak manapun, dan dilakukan bukan untuk mendapatkan pembayaran secara finansial.
Goverment of Alberta (2006) menjelaskan kegiatan sukarela (volunteering) sebagai berikut :
1. Membagi keahlian dan waktu yang dimiliki kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun.
2. Menunjukkan kepedulian kita kepada suatu hal atau orang lain
3. Menunjukkan suatu tanda kedewasaan, yaitu dapat berpikir hal-hal lain selain kebutuhan atau keinginan sendiri.
4. Mengekspresikan kepercayaan dan nilai-nilai melalui jasa atau pelayanan untuk orang lain
5. Meningkatkan well-being diri sendiri melalui memberikan bantuan untuk orang lain.
Melihat penjabaran di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa suatu kegiatan dapat disebut sebagai kegiatan sukarela apabila kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi orang lain, yang dapat diwujudkan dalam bentuk memberikan bantuan berupa jasa atau layanan, dimana kegiatan tersebut memberikan manfaat tidak hanya pada komunitas masyarakat namun juga individu yang melakukannya. Titik tekan dari kegiatan sukarela adalah bahwa orang yang melakukannya tidak mengharapkan adanya imbalan atas perbuatan yang mereka lakukan tersebut.
Alasan Menjadi Volunteer
Alasan menjadi sukarelawan :
1. Volunteer Motivations Model
Menekankan pada motivasi individu untuk mencapai tujuan sebagai sukarelawan. Penelitian mengungkapkan bahwa masing-masing individu mempunyai motivasi yang berbeda-beda dalam memutuskan untuk menjadi sukarelawan, antara lain untuk mempelajari keahlian-keahlian baru, untuk mengembangkan diri sendiri, untuk meningkatkan harga diri, untuk mempersiapkan karir di masa depan, untuk mengekspresikan nilai-nilai personal dan komitmen terhadap masyarakat, dan untuk mengurangi konflik-ego (Omoto & Snyder, Janoski, Musick, & Wilson, dalam Thoits & Hewitt, 2001).
2. Values and Attitudes Model
Model ini menekankan pada hubungan antara menjadi sukarelawan dengan kepercayaan individu mengenai pentingnya seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang memikirkan kepentingan umum (Janoski; Sundeen, dalam Thoits & Hewitt 2001)
3. Role-identity Model
Model ini menekankan bahwa pengalaman menjadi sukarelawan di masa lalu mengantarkan pada pengembangan “volunteer role-identity”, yang pada akhirnya memotivasi seseorang untuk melakukan aktivitas sukarela di masa depan (Callero; Charng, Piliavin, & Callero, dalam Thoits & Hewitt 2001). Model lain yang berhubungan adalah Group-Identity Model, yang mengatakan bahwa individu memiliki motivasi untuk menolong orang-orang yang secara kolektif mereka anggap memiliki identitas yang sama dengan diri individu tersebut. Contohnya adalah seorang gay yang teridentifikasi dengan komunitas gay akan cenderung membantu orang-orang dengan HIV/AIDS (Simon, Sturmer, & Steffens; Stark & Deaux, dalam Thoits & Hewitt 2001)
4. The Volunteer Personality Model
Faktor kepribadian menjadi motivasi seseorang untuk menjadi sukarelawan. Penelitian yang dilakukan oleh Penner dan Finkelstein (dalam Thoits & Hewitt 2001) menunjukkan bahwa kepribadian prososial memiliki hubungan positif dengan panjang dan lamanya waktu yang diberikan untuk menjadi sukarelawan.
5. The Personal Well-Being Model
Model ini merupakan model yang paling jarang diteliti dibandingkan model lainnya dalam penelitian mengenai sukarelawan. Dalam model ini, karakter kepribadian dan kesehatan mental maupun fisik sebagai sumber yang dibutuhkan untuk dapat terlibat dalam kegiatan sukarela (menjadi sukarelawan). Hal-hal yang termasuk di dalamnya adalah kepercayaan diri, kontrol diri, harga diri, dan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah (Thoits & Hewitt 2001)
Prinsip-Prinsip dan Manfaat Volunteering (Kegiatan Sukarela)
Dalam kegiatan sukarela ada beberapa prinsip yang perlu diberikan perhatian serta manfaat-manfaat yang dapat diperoleh oleh orang-orang yang melakukannya. Adapun beberapa prinsip dalam kegiatan sukarela adalah sebagai berikut : (Govenrment of Alberta, 2006) .
1. Kegiatan tersebut memberikan keuntungan bagi komunitas masyarakat dan sukarelawan
2. Pekerja sukarela tidak mendapatkan bayaran dalam melakukan kegiatan tersebut.
3. Kegiatan sukarela dilakukan atas dasar pilihan sendiri (tanpa paksaan pihak manapun).
4. Kegiatan sukarela bukan sebuah kegiatan wajib yang dilakukan untuk mendapatkan dana pensiun ataupun tunjangan dari pemerintah
5. Kegiatan sukarela adalah sebuah kegiatan yang legal yang masyarakat dapat berpartisipasi
6. Kegiatan sukarela adalah sebuah kegiatan yang dilakukan hanya pada sektor non-profit
7. Kegiatan sukarela bukan suatu subsitusi dari suatu pekerjaan yang mendapatkan bayaran.
8. Sukarelawan tidak menggantikan posisi pekerja yang berbayar ataupun mengancam keamanan kerja dari pekerja yang berbayar
9. Kegiatan sukarela menghormati hak, kehormatan, dan budaya dari orang lain.
10. Kegiatan sukarela mengedepankan hak azasi manusia dan persamaan hak.
Sedangkan beberapa manfaat melakukan kegiatan sukarela yang dapat diraih oleh oleh-orang yang melakukannya, antara lain : (Govenrment of Alberta, 2006)
1. Mendapatkan pengalaman dalam bekerja
2. Menunjukkan keahlian-keahlian yang telah dimiliki sebelumnya sekaligus mempelajari keahlian-keahlian baru
3. Bertemu dengan orang-orang baru dan membuat suatu jaringan yang dapat membantu untuk mendapatkan pekerjaan di masa depan
4. Mencoba (try out) rencana karir yang dipunya dengan bekerja sukarela di bidang yang memang menjadi minat
5. Menunjukkan dan melatih kedewasaan yang berguna saat bekerja dalam perusahaan sesungguhnya
6. Untuk mengeksrpesikan nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut
7. Membuat perasaan menjadi lebih baik
8. Merasa lebih percaya diri akan keahlian yang dimiliki
9. Mengubah hal-hal yang diminati menjadi suatu tindakan nyata
10. Membuat perubahan karir
11. Mengekspresikan diri
12. Mengeksplorasi lingkungan sekitar
13. Mengetahui atau mengenali diri sendiri
Bagi orang-orang yang melakukan kegiatan sukarela maka akan mendapatkan berbagai manfaat. Khusus mengenai remaja sukarela maka dengan melakukan kegiatan sukarela maka dapat membantu untuk memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia mereka. Beberapa tugas perkembangan yang dapat terpenuhi dengan melakukan kegiatan sukarela adalah dalam hal menseleksi dan menyiapkan pekerjaan untuk dirinya, mengembangkan kemampuan intelektual dan konsep yang dibutuhkan dalam masyarakat, dan mencapai hubungan sosial yang baru dan lebih dewasa dengan teman sebaya, baik yang sejenis maupun lawan jenis.
Sunday, April 12, 2009
VJ#42/IV/2009 : Citizenship in Democratic Society
Sudah lama saya tidak menulis di blogs ini. Karena kesibukan, dan juga karena kemalasan. Kangen. Tiba-tiba teringat sebuah essay mengenai masyarakat demokrasi, kewarganegaraan, kepemimpinan dan peran remaja pada tiga hal itu, yang sejatinya saya tujukan untuk sebuah lomba essay. Sungguh sayang apabila essay ini hanya berakhir di folder terdalam dari PC saya. Oleh karena itu, saya ingin membaginya dengan anda para pembaca blogs setia saya.
Selamat menikmati (Dialih bahasa oleh sahabat saya, Sekar Rara) :
As one of the countries supporting democracy in South East Asia, The Republic of Indonesia has indeed a lot of resources that other developed countries would need. Regarding the world trade,
Several factors may contribute to the incapability of the Indonesian government to pursue similar progresses in developing the country, as what other countries would do. However, I would mostly like to point out that the primary cause of the poor development is due to the serious cases of corruption that have happened for ages, and have caused some deficits in the Revised National Budget. Additionally, corruption has become the most common thing that Indonesian people do, from those who work in formal institutions (e.g. from government elite to staffs), as well as those who have jobs in other fields (e.g. businessman). The statement was supported by Transparency International (TI) by conducting a survey regarding the measure of corruption level from September-December 2008. In particular, many businessmen in
Therefore, due to the severe actions of corruptions, there are a lot of negative consequences do occur. The most serious problem is that there has been a significant increase in the number of poverty in the last five years. This terrible situation has further failed this government responsibilities stated in the 1945 Constitution of Indonesian Republic to be appropriately executed. Unfortunately, the crisis does not only occur in some under-developed provinces in
Given the terrible facts about the problems that Indonesian citizens experience, are there any contributions from young generations to help the country achieve better condition?. Indeed, participations from young people have had play significant roles in many national events that support
Furthermore, pessimistic views about young generations can never be changed or become worse if we, as one of the young people, do not create the changes. Now, it is the time for young generations to show up in the front line in supporting the development of
Moreover, many young people are working in one of those independent learning centers as volunteers. Thoits and Hewiit (2001) defines volunteering as an activity in which someone can give his or her time and skills possessed in performing some tasks or works without expecting any direct financial benefits. Additionally, Volunteering Australia Inc, also states that volunteering means activities that are not performed for profitable organizations or projects. Instead, volunteering includes activities that give benefits to society and the volunteers, and those activities are performed without being forced to do so by others, as well as without any financial compensation. To give a clear explanation about volunteering, I conducted an interview to one of the teenage volunteers in 2008, investigating the reasons to volunteer. She then explained that by volunteering, she was able to practice the way she taught, because she planned to be a kindergarten teacher in the future. She also mentioned that volunteering has given her the ultimate happiness in her life; because by sharing knowledge to others, she could help a lot of poor children achieve their bright future. This could be an interesting point because despite the more patterns of hedonistic behaviors in teenager that has occurred these days, there are still teenagers doing good social activities aiming to help others. Therefore, by doing concrete actions presented above, it is promising to say that all teenagers could give tangible contributions to their country if they have strong wills to do that. One of the most plausible strategies is to show our belongingness to society, or in this case, our citizenship. This may be done by being an active member who always supports any good progresses that happen in his or her own society. As cited in http://josephsoninstitute.org/MED/MED-2sixpillars.html, it is stated that the dimensions of citizenship include sharing with others, wanting to cooperate, encouraging a better school and environment, participating in most community events, as well as physically and socially ensuring the security of one’s own surroundings. Therefore, being a volunteer in an independent learning center has clearly shown that someone or teenager who does it, has already had high sense of citizenship. If a teenager has made contributions to the country, it means that he has had his own future vision and mission about what he expects the society to become in the future. That is to say that he already has got his own strategies to voice and act his opinion without directly seeing the government elite or staff. Regarding this case, we could learn much from the current President of United Stated of America, President Barrack Obama. He could amazingly convince most American people and especially to the world, that he has the greatest vision and mission about how he would view
References :
Thoits, Peggy A., & Hewitt, Lyndi N. (2001). Volunteer Work and Well-Being. Journal of Health and Social Behavior, 42, 115-131.
Volunteering Australia Inc. (2005). Definitions and Principles of Volunteering. Australia
http://www.ti.or.id/researchsurvey/90/tahun/2008/bulan/09/tanggal/23/id/3465/ http://www.antara.co.id/arc/2007/7/6/kondisi-indonesia-saat-ini-terburuk-dalam-36tahun/
http://josephsoninstitute.org/MED/MED-2sixpillars.html
http://kapmi.tripod.com/artikel/dakwah_sekolah.htm
http://www.ypha.or.id/information.php?subaction=showfull&id=1182937298&archive=&start_from=&ucat=2&